Tawakkal tidak akan pernah mengkhianati ikhtiar. Banyak dari kita menganggap ketika kita tawakkal, pasrah, do nothing, ga berikhtiar optimal. Menurutku itu keliru.
Btw apa sih tawakkal itu?
Menurut kajian Ustad Oemar Mitta di salah satu channel youtube,
Tawakkal adl bersandar kpd Alloh saja. Bukan kpd ikhtiar atau kepintaran yg kt miliki. Ini salah satu cabang dari akidah.
Yg di-highlight adl BERSANDAR-nya. Banyak yg keliru melihat tawakkal krn kacamata mrk adl goal dunia. Akhirnya berujung stress. Padahal stress itu awal dari buanyak sekali penyakit, baik hati maupun fisik. Lo penelitian secara medis loh.
Ga percaya bahwa ga tawakkal bisa bikin stress, mari simak contoh kasus berikut ini.
Contoh kasus : Kisah Seorang Guru.
Nah ini nih, banyak bgt Guru yg marah-marah ketika anak didiknya ga paham-paham jg. Sampe Stress, sampe maag. Hehe, krn dia menganggap dialah yg menjadikan muridnya paham. Padahal hakikatnya, yang memahamkan si anak adalah Alloh, kita hanya sbg perantara/wasilah saja.
Apa setelah tawakkal, guru itu berdiam diri? Ndak, justru dia bakal berikhtiar ga cuma untuk persoalan duniawi tp jg akhiratnya. Loh maksudnya?
Si guru tadi mereview perilakunya, kenapa kudu ketemu sama murid ini. Menambah istighfar-nya, tahajjudnya, sholatnya tepat waktu, nambah ibadah2 lainnya. Kemudian dia mengintrospeksi diri, bkn malah nyalah2in muridnya. Eh barangkali cara dia mengajar yg salah. Krn ga semua orang memiliki "cara menangkap informasi yg sama". Ada yg dg visual, audio, atau kinetik. Masya Alloh, selain mendapat pertolongn Alloh, semoga dia mendapat keberkahan di setiap usaha. Goal yg sesungguhnya bukan membuat anak itu paham, tapi mendekatkan diri ke Alloh.
Tawakkal tidak akan pernah mengkhianati usaha. Justru dengan tawakkal, hati & pikiran semakin tenang. Kalau tenang, solusi-solusi itu akan datang dg sendirinya. Karena sesungguhnya bukan ga ada solusi, kitanya aja ga bisa menangkap petunjuk dari Alloh.
Karena mayoritas melihat suatu itu dari Kacamata Dunia, sehingga sulit untuk tawakkal.
Saya ambil kasus lain, BISNIS.
Ini banyak bgt yg kejeglong, termasuk saya. Niat bisnis untuk kaya dengan dalih "kalau kaya maka bisa sedekah". Knp kita ga berdoa langsung agar bisa sedekah, mau kaya atau nda. Seringnya kita menganggap Alloh itu bisa dibodoh bodohi, sehingga memanipulasi nafsu dunia dg embel-embel akhirat. Aslinya pingin kaya, tp sok sok an pake buntut "sedekah". Hayo ngaku... Yang jadi kaya lupa sedekah juga banyak. Hehe.
Pengusaha kalau GOAL-nya cuma sampai pada titik kaya, akan susah untuk tawakkal. Kenapa? Dia liat rekan pebisnis yg lain, kemudian membandingkan.
"Wah mereka udah pd tajir yah, gimana caranya. Mulai nanya-nanya, kemudian datanglah setan membisikkan rayuan, "ayo ambil modal Bank aja. Gpp riba, wong jaman sekarang emang ga bakal bisa kaya kalau ga pake modal Bank".
Lihat bgmn NIAT/GOAL yg keliru membuat kita tergelincir kepada hal yg dbenci Alloh. Krn tujuannya adalah kaya, bukan ridho Alloh. Dia ga percaya bahwa yg Meng-kayakan dan Mencukupkan adl Alloh, bukan Bank or teknik dagang kita.
Ibarat orang mau bikin kue, telurnya udah busuk. Mau jadi kuwe macam apa? Ya kue bantat
Semua ikhtiar hanya akan sampai pada dimensi dunia. Tertelan ambisi, stress sendiri, jauh dari rasa tenang. Coba kita balik, orang yg yakin kpd Kuasa Alloh, dia percaya someday ada waktunya. Yang terpenting mau kaya atau belum (menurut standard manusia) dia tetap bersedekah. Pelan-pelan usahanya bertambah pesat, krn dia yakin Alloh ga pernah ingkar janji.
Alloh Menyuburkan Sedekah dan Memusnahkan Riba (Al Baqarah 276)
Dia memastikan setiap ikhtiar sesuai dengan kehendak Alloh, bukan malah menantangnya. InsyaAlloh setiap langkahnya menjadi tabungan akhirat, apalagi cuma sukses dunia mah ketjiil. Ini berlaku buat yg yakin aja lo ya. Contohnya Abdurrahman bin Auf, sahabat Nabi yg gagal miskin bahkan kekayaannya masih terus berkembang hingga detik ini.
Saya kasih contoh lain :
Content creator kek saya ini, yg receh banget lah dibanding yang ratusan ribu follower. Kalau lalai, saya bisa iri sama mereka. Terus mulai berfikir keras gimana caranya viral. Padahal tahu sendiri untuk jadi viral itu ga boleh baik. Sekarang jamannya bad news is a good news. Yang unfaedah malah lebih cepet viral, apalgi yang buka-bukaan, yang mau pamer paha, pamer kekayaan, dll. Alhamdulillah saya ga punya modal untuk berlaku seperti itu. Tapi ya sempet stress.
Akhirnya setan datang menawarkan solusi, "beli follower aja beres". Nah kan? Padahal Islam melarang kt bersikap manipulatif kek gitu. Hidup ga akan tenang kl GOAL-nya cm sampe di sini doang. Punya banyak follower juga risiko, kalau saya salah dan mereka meniru. Dosa jamaah, plus jariyah.
Saya berfikir ulang tentang niat awal kenapa menjadi content creator, baik di instagram, wa, tiktok, dan platform lainnya. Tujuannya adalah berbagi pelajaran hidup. Harapannya sih bisa bisa belajar terus menjadi lebih baik (sukses sampe akhirat, kalau dunia mah pasti). Akhirnya kepala yang "kenceng" karena stress tadi, alhamdulillah berangsur angsur menghilang. Lebih tenang.
Tepat menempatkan Goal itu penting agar kita tahu mana yg perlu & ga perlu. Mana yg halal, haram, atau subhat. Jangan sampai krn salah nempatin goal, kita melalaikan ibadah yg udah dituntunkan, celakanya lagi terjerumus ke hal yg ga bener, akhirnya Alloh ga ridho. Kl Alloh ga ridho, mau pulang kemana setelah wafat?