Showing posts with label Guyonan Kehidupan. Show all posts
Showing posts with label Guyonan Kehidupan. Show all posts

19 Jan 2009

KORUPSI??HALAL LOH

Di Indonesia korupsi itu halal, malah terkadang membanggakan. Lihat saja, para koruptor yang diperiksa kejaksaan atau yang sudah resmi masuk penjara (lapas), tidak ada dari mereka yang menutup wajahnya di depan kamera wartawan media cetak atau televisi. Mereka malah menebar senyum. Sebagian dari mereka yang muslim malah memakai baju koko ala jamaah shalat Jum’at (mestinya pake kaos panjang loreng hitam putih seperti maling di kartun-kartun). Dengan baju putih itu, mungkin mereka ingin mengatakan bahwa korupsi yang mereka lakukan itu halal, toh masyarakat tidak ribut dan semua kebagian. Bandingkan misalnya dengan maling ayam, jambret, pencopet, PSK (saya lebih suka menyebutnya WTS) dan perampok yang selalu menutup wajah kala menghadap kamera wartawan.

Mengapa koruptor itu tidak malu? Apa penyebab utamanya? Betulkah mereka dan keluarga koruptor bangga dengan sikap maling bapaknya? Setidaknya ada dua faktor (a) sikap masyarakat yang tidak kritis pada kalangan birokrat (pns) plus sikap masyarakat yang terlalu mengagung-agungkan kekayaan dan kemewahan, tak peduli dari mana harta itu berasal; dan sebagai akibatnya (b) standar harga diri, martabat dan kesuksesan itu terletak pada seberapa kaya seseorang dan seberapa mewah rumah dan mobilnya. Kejujuran dan integritas pribadi tidak lagi menjadi tolok ukur kebanggaan; apa gunanya jujur kalau kere, begitu sebagian orang berpikir.
Masyarakat Konsumerisme
Dengan derasnya program TV yang tidak mendidik–yang pengaruhnya sampai ke pelosok desa– di mana kalangan selebritis (yang kebanyakan bodoh ) tampil di TV dengan pamer kemewahan dan opini naif, masyarakat menjadi terbiasa pada suatu nilai artifisial dan kebanggaan semu; kebanggaan konsumtif: bahwa untuk dihargai oleh lingkungan sekitar kita harus keren; gonta-ganti baju dan perkakas rumah model terbaru dengan merek terkenal dan pada level tertinggi gonta-ganti mobil dan sering jalan-jalan shopping ke luar negeri.
Dengan tertanamnya mindset semacam itu di dalam otak kita, langkah berikutnya adalah cita-cita untuk menjadi cepat-kaya akan secara natural menjadi obsesi. Sikap ingin kaya tentu saja baik kalau diimbangi dengan prinsip etika nilai positif universal: kerja keras. jujur dan bermartabat. Akan tetapi kalau obsesi jadi jutawan itu dimiliki oleh kalangan pemalas, maka skenarionya menjadi lain. Bagi yang kebetulan menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), birokrat dan pejabat di Indonesia yang umumnya bergaji kecil, maka obsesi itu tidak mungkin terlaksana dengan cepat tanpa nyolong dan KKN. Bagi yang masih pengangguran, obsesi cepat kaya akan termanifestasi dalam wujud bermacam-macam kejahatan sosial: mulai dari maling ayam, mencopet, merampok, menculik, menjual diri, berjudi sampai jadi bandar togel.
Berubahnya Standar Etika Sosial
Puncak dari masyarakat konsumtif di atas adalah berubahnya standar etika sosial yang sudah menjadi etika universal. Kejujuran, pengabdian dan dedikasi tidak lagi menjadi standar yang membikin orang merasa bermartabat dan memiliki harga diri. Perasaan bermartabat dan memiliki harga diri baru terasa dimiliki ketika mereka sudah merasa mampu memiliki gadgets atau “mainan” yang menjadi simbol modernitas masyarakat konsumtif. Soal apakah untuk mencapai itu dilalui dengan cara kerja keras atau jadi maling itu tidak lagi menjadi isu penting.
Pada waktu yang sama, masyarakat secara kolektif menjadi permisif dan tidak kritis pada perilaku kalangan birokrat/pejabat dan anak istri mereka yang hidup serba mewah. Kekaguman masyarakat atas berbagai kemewahan yang dimiliki pejabat/birokrat korup itu menenggelamkan sifat kritis masyarakat dan menyusup tanpa sadar dalam sebagian besar masyarakat suatu ajaran sesat yang baru: jadilah PNS/birokrat kalau ingin hidup mewah. Berapa pun harga yang mesti dibayar. Di sisi lain, saya tidak menutup mata akan adanya kalangan PNS, birokrat, pejabat yang bersih. Tapi, percayalah mereka sedikit dan yang lebih parah mereka termarjinalkan dan dialienasi serta susah dapat promosi jabatan.
Dengan kata lain, seakan masyarakat dan para koruptor seakan tanpa sadar secara kolektif ingin sama-sama meneriakkan slogan:Korupsi itu halal, bung!”
Sumber: www.fatihsyuhud.com

WANITA IDAMAN, KAYAK APA SICH?

Pernikahan antara pangeran Charles, putra mahkota kerajaan Inggris, dan putri Diana pada tiga dekade lalu dianggap oleh banyak kalangan sebagai “perkawinan abad ini.” Yang laki-laki tampan, kaya raya, terpelajar dan calon raja Inggris. Sedang yang perempuan cantik jelita dan baik budi. Dua dasawarsa kemudian, setelah mempelai ideal ini dikaruniai dua anak, kedua mempelai ini sepakat untuk kembali menghadap kadi namun dengan tujuan berbeda: untuk bercerai. Apa penyebabnya?

Banyak faktor. Yang terutama adalah ketidaksetiaan putri Diana. Dalam wawancaranya dengan wartawan tv Inggris BBC, Martin Bashir, putri Diana mengaku terus terang bagaimana dia telah menjalin hubungan perselingkuhan dengan sejumlah lelaki termasuk di antaranya pengawal pribadinya, pejabat kerajaan dan yang terakhir dengan seorang pemuda asal Mesir bernama Dodi Al Fayed putra Muhammad Al Fayed, seorang hartawan Inggris pemilik supermarket Harold, sebuah supermarket yang menjual barang dagangan khusus untuk kalangan jutawan dan kerajaan.
Faktor kedua adalah kesibukan putri Diana dalam menjalankan aktivitas di luar rumah sebagai utusan khusus PBB (Persatuan Bangsa-bangsa) yang mengharuskan sang putri melakukan perjalanan jauh keliling dunia mengunjungi sejumlah negara sehingga tak ada waktu lagi untuk berkumpul dengan, apalagi melayani, sang suami.
Setelah perceraian, pangeran Charles kembali menjalin hubungan dengan seorang janda bekas teman kelasnya waktu kecil bernama Camilla Parker yang kemudian dinikahinya sampai sekarang. Apa yang menarik di sini adalah bahwa Camilla Parker tidaklah cantik. Boleh dikatakan buruk rupa dan wajahnya tampak lebih tua dari usianya. Mengapa pangeran Charles menyukainya?
Camilla Parker memiliki kepribadian seorang wanita yang menjadi idaman semua pria yang berpendidikan. Ia tidak cantik rupanya, tapi hatinya berkilau. Perempuan tipe ini disebut sebagai memiliki inner beauty (kecantikan dalam). Istri yang memiliki inner beauty selalu tahu tugas dan kewajibannya terhadap suami. Ia tidak pernah mengeluh, sebaliknya ia selalu mensyukuri segala hal baik yang dilakukan sang suami; dan berusaha memperbaiki kesalahan pasangannya dengan cara yang tidak menyakitkan. Rasa sayang, kesetiaan dan pengabdiannya selalu ia berikan untuk satu orang. Ia selalu ingin memberi, dan tidak pernah menuntut. Ia menjadi pasangan yang selalu menawarkan solusi tak kala sang suami menghadapi masalah. Ia akan menjadi peringan atas beban berat yang dipilkul suami.
Kecantikan fisik perlu disyukuri karena itu anugerah Ilahi, tapi kecantikan fisik hanya akan menanam kekaguman sesaat di mata pria dan akan berbalik menjadi pelecehan dan penistaan apabila tanpa diimbangi dengan kecantikan perilaku; banyak pelacur dan wanita murahan berwajah cantik.
Sebaliknya, dalam banyak fakta, inner beauty atau kecantikan perilaku, keindahan hati dan kedewasaan sikap akan menanamkan kekaguman dan penghargaan abadi dan bertahan lama baik dari sang suami maupun dari lingkungan sekitar. Inilah mengapa dalam sebuah Hadits, Rasulullah memerintahkan seorang pria untuk memilih calon istri berdasarkan pada kecantikan hatinya (li diniha), bukan karena kecantikan lahir atau hartanya.
Begitu juga, wanita dalam memilih calon suami hendaknya tidak berdasar pada penampilan fisiknya, status sosial atau hartanya; tapi pada ketampanan hati dan keindahan perilaku serta kekuatan sikap kepemimpinannya.
Tayangan kisah tak Islami di sinetron, perilaku seronok para artis dan gosip murahan selebritis di televisi telah merubah cara berpikir sebagian masyarakat baik di kota maupun di pedesaan ke arah pola pikir negatif dan materialistik. Salah satu dampak negatifnya adalah pemujaan kepada penampilan fisik yang sebenarnya sangat menipu. Kebahagiaan dan kedamaian hati hanya akan tercapai apabila seorang santri khususnya dan umat Islam umumnya berpegang teguh pada sendi-sendi ajaran Islam; bukan pada ajaran-ajaran sesat yang ditularkan oleh penampilan dan kata-kata murahan para aktor dan artis bodoh itu.[].


Oleh A. Fatih Syuhud
www.fatihsyuhud.com

15 Jan 2009

RASULULLAH MONOGAMI KOQ!

lho Kok? Ya kebanyakan di luar sana hanya menyoroti tentang Rasulullah SAW yang berpoligami. Mereka lupa kalau Rasulullah pun pernah bermonogami, hanya memiliki satu istri. Kesetiaan tiada tara… Saat beliau beristrikan Khadijah.
Rasa sayang beliau kepada istrinya, Khadijah sudah menjadi buah bibir di kalangan wanita yang mendambakan kasih sayang dari suaminya. Apakah beliau pernah melirik wanita lain saat itu? Ga kan? Sampai Khadijah meninggal dunia, Rasulullah SAW tetap setia, bahkan begitu menjaga perasaan istrinya tersebut. Walaupun sudah meninggal, Rasulullah SAW masih sering menyebut-nyebut nama Khadijah, sering memujinya, dihadapan Aisyah, sampai Aisyah cemburu dibuatnya. Betapa beliau sangat menyayangi Khadijah…
Kenapa cowok-cowok ga mencontoh Rasulullah SAW di fase itu? Ya Allah… lindungilah saudara-saudaraku, dari nafsu mereka, hidupkanlah hati nurani mereka, jangan matikan itu… agar mereka mampu melihat apa yang tidak dilihat oleh orang kebanyakan…
Mbok nyonto itu? Kesetiaan abadi dari Rasulullah SAW terhadap Khadijah???
Kok yo ngeributin poligaminya… Lha wong Rasulullah SAW itu ga pernah berbicara dengan nafsunya kok.
“Itu kan Rasulullah, aku kan manusia biasa”, celetukan nakal dari luar sana.
Nah makannya, ditiru… Adanya utusan Allah kan agar bisa diteladani. Belum apa-apa kok udah bilang ga bisa. Ga bisa apa ga mau??? Nah to, nafsu tuh yang ngomong.
Sekarang terserah elo elo pade. Nek aku ya berdoa agar aku memiliki seseorang yang bisa mencontoh kesetiaan Rasulullah SAW kepada istrinya, Khadijah.
Walaupun akupun rela andaikata harus dipoligami, asalkan… yang dijadikan landasan bukan nafsu, tapi ilmu….
Wallahua’lam bishawab….