7 Jun 2010

Anak-anak ini...Oh What a nice heart

Ini bukanlah cerita yang exxtraordinary, tapi cerita biasa yang bagiku ini luar biasa. Aku kos di rumah ibu kos, ya iya lah masa rumah tetangga. Nah, cucu-cucu ibu kos biasa maen atau sekedar ngambil sepeda di dalam rumah. Hari minggu kemaren, mereka, tepatnya kakak beradik Ikbal, Rafli, Yogi dan beberapa temannya lagi asyik mainan ikan cupang di depan rumah. hi hi hi, jujur aja aku sering denger ikan cupang, tapi baru liat wujudnya kemaren. Nah salah satu anak kecil, temen si Yogi (si bungsu) minta dibeliin juga sambil ngasihin uang 1000 rupiah ke si Sulung, Ikbal...
Tak berapa lama, Ikbal dan Rafli masuk ke rumah (kosku) untuk mengambil sepeda. Kira-kira tak sampai setengah jam mereka kembali dengan membawa seekor ikan cupang baru yang dikandangin dalam plastik (dikandangin???ah pokoknya itu lah).
Ini dia bagian yang membuat aku sempet terhenyak. Si Kakak, Ikbal dengan cepat segera memasukkan sepedanya ke rumah dengan roda yang belepotan tentunya karena semalam hujan. He he he...jujur aja siyh, paginya baru aja aku pel, soalnya mumpung libur. Ihik ihik nangis batin ngliat lantai yang kotor lagi. Tapi dengan sigap Ikbal segera mengambil lap pel dan membersihkan noda-noda kotor di lantai. Ya ampyun, anak yang masih berumur kira2 8 tahun atau 9 tahunan udah tahu rasa tanggung jawab. cek cek cek...
Lain lagi dengan adiknya, Rafli. Dia tidak segera memasukkan sepedanya. Dia beranjak ke sumur, menimba air, mengambil air yang ditimbanya dengan gayung di kamar mandi umum, kemudian segera mengguyurkan air itu ke roda sepedanya. Beberapa kali ia lakukan itu hingga roda sepedanya bersih.
Tahu apa yang terjadi selanjutnya? Hm...
Dia tidak memasukkan sepeda ke rumah dengan menuntunnya, tapi mengangkatnya... Padahal sepeda ma Rafli gedean sepedanya...ehm ehm ehm..
Aku mau bantuin, tapi aku cuma bilang ke dia, "Ayo Dek, bisa... pasti bisa..."
Dan dia bisa.. walaupun dengan susah payah. Mungkin umurnya sekitar 6 atau 7 tahunan lah... Badannya juga kecil, kurus. He he he...

Aku pun tak habis pikir dibuatnya, yang aku tahu mereka selalu bersegera mengembalikan sepeda ke rumah setelah bersepeda di luar. Dan baru kali itu aku melihat mereka dengan segera pula membersihkan lantai yang habis ku pel. Biasanya sih ga deh...

Pelajaran pertama : jangan menunggu besar untuk memiliki rasa tanggung jawab. Mereka yang masih kecil-kecil itu sudah bisa menjaga sepeda masing-masing, selain itu juga mereka bersedia menjaga lantai rumah agar tetap bersih.
Pelajaran kedua : Ikbal dan Rafli memiliki pemikiran dan cara berbeda dalam menyikapi permasalahan. Di sinilah saya semakin yakin bahwa masing-masing anak/individu memiliki caranya masing-masing untuk menghadapi suatu hal, dengan problem yang sama, tapi antara kakak dan adik yakin akan caranya masing-masing.

What a nice heart... Anak-anak yang bertanggung jawab...

Jakarta, 6 Juni 2010