Barusan aku nonton tayangan Base Camp di Trans7. Kayaknya si...kalo tadi ga salah lihat. Ada sekitar 6 anak setingkat SMA yang ditugaskan oleh KepSek mereka masing-masing untuk menempuh pendidikan di DIKLAT TNI. Bukannya gimana2 siyh, tapi pas ngliat baju loreng-loreng itu jadi inget pas masa2 aku di Lembang, menjalani pendidikan di PUSDIK AJEN. Kira-kira ga jauh beda ma anak2 itu. Bedanya mereka karena ikut tawuran, kalo kita mah karena...karenaa...program
Okeh lanjut lagi...Hmph..ternyata memang metodenya mirip2, ada lintas medan, PBB pastinya, ya gitu2 deh. Seragam mereka pun harus sama, agar ada perasaan senasib sepenanggungan. Tengah malam ada suara tembakan dan semua siswa harus siaga, bangun dengan pakaian lengkap. Ya persis tuh kayak pas di Lembang. Lucunya sih, ada satu anak yang ketinggalan, tetep molor sampe sang komandan turun tangan. Bagus juga ternyata efeknya...
Dan di ujung pendidikan yang selama 7 hari itu, masing-masing siswa dihdapkan dengan psikolog, Zoya namanya. sepertinya nama itu ga asing ya?
Pastinya bergiliran lah. Ditanya satu persatu apa yang membuat mereka kecewa, ttg ayah, ibu, atau anggota keluarga yang lain. Mba Zoya pintar sekali membawa perasaan anak-anak itu. Bahkan ada yang saking terharunya nangis dan ga bisa ngomong apa-apa lagi, saat salah satu dari siswa mengatakan bahwa adiknya dikucilin orang-orang. Dan dia ga bisa berbuat apa-apa. Dengan manisnya Mba Zoya bilang, kalau kamu jail, kamu tetap ga bisa bantu adik kamu kan?
Mak ZLEBBH...(langsung kena tuh anak).
Dan semua percakapan itu disaksikan oleh ibunda masing-masing siswa, dari tempat yang tersembunyi pastinya.
Setelah sesi PSIKOLOGI selesai, masing-masing siswa sholat berjamaah dengan komandan masing-masing. Tiba saat mengucapkan salam terakhir sholat, tengok kanan, tengok kiri, JREEENG!!
Sudah ada sang ibu yang menunggunya.
Ada yang bingung dan ga tahu mesti ngapain, dan ada yang langsung memeluk ibunya sambil menangis terharu. Subhanallah yaaaaa....
Saya melihat ada perbedaan yang signifikan antara sebelum pendidikan dan di akhir pendidikan. Anak-anak itu makin kompak, padahal seblumnya, beuuuuh boro2 dah...
Dan mereka semakin tahu makna keluarga, ada rasa rindu untuk pulang. dsb.
Kesimpulan yang bisa saya ambil dari tayangan tersebut :
1. Anak-anak yang bandel di sekolah pasti punya alasan yang menyebabkan mereka berbuat seperti itu, biasanya karena mereka ingin diperhatikan.
2. Ternyata selain alasan itu, ada kekecewaan yang teramat dalam yang membuat mereka nekad.
3. Bahwa hati mereka pun adalah hati yang masih suci yang butuh kasih sayang.
Lho apa hubungannya sama judul note ini?
Ya memang judul ini saya ambil dari sedikit penggalam cerita, pada sesi psikologi. Ada salah satu siswa yang mengemukakan bahwa "saya kecewa terhadap ibu saya karena tingkahnya kayak ABG". Saat mendengar itu, sang ibu yang diam2 mendengarkan pun serta merta menangis. Dan aku yakin, hanya ibu yang tak punya hati saja yang cuek bebek. Pastinya dia akan introspeksi diri dan berusaha berubah lebih baik. Begitupun dengan siswa yang tidak bisa berbuat apa2 ketika tahu adiknya dikucilkan. Dia bertekad untuk jadi orang yang berhasil agar dapat menjaga adiknya.
PERUBAHAN_PERUBAHAN ITU DAPAT BERMULA DARI SEBUAH KEKECEWAAN
Ada yang kecewa terus berbuat negatif, namun tidak sedikit pula yang menggunakan kekecewaannya itu untuk meraih KESUKSEZAN!!!
So, terserah Anda!!
Jakarta,12 Juni 2010